Di sebuah sudut kampung di Banyuwangi, tersembunyi kisah yang belakangan ini jadi perbincangan di kalangan komunitas game malam. Seorang tukang las yang dikenal pendiam dan jarang bicara, tiba-tiba menjadi bahan pembicaraan gara-gara cerita tidak biasa saat ia lembur di bengkel kecilnya. Konon, di antara percikan api las dan pantulan logam, ia menemukan pola aneh yang membuatnya penasaran. Dari rasa ingin tahu itulah, ia kemudian mencoba permainan yang secara visual ternyata punya ritme serupa dengan yang ia lihat malam itu.
Permainan itu bukan sesuatu yang baru bagi para pemain lama, tapi bagaimana ia memahaminya dari perspektif berbeda menjadi hal yang menarik. Ia tidak sekadar menekan tombol dan berharap menang, tapi mengamati pergerakan simbol seperti memperhatikan gelombang panas dari besi yang baru dilas. Sensasi itu membuatnya betah menghabiskan waktu beberapa menit tiap malam, bukan untuk mengejar hadiah besar, tapi karena ia merasa seperti sedang membaca alur kerja logam yang berubah jadi irama visual di layar kecil miliknya.
Cerita bermula saat ia sedang menyelesaikan sambungan pagar di rumah tetangga. Saat mengelas bagian atas dan menurunkan pelindung mata, ia melihat pantulan warna dari percikan api membentuk pola tertentu. Pikirannya terhubung ke permainan yang pernah ditunjukkan keponakannya—sebuah permainan dengan latar budaya oriental dan animasi simbolik. Ketika ia akhirnya mencoba sendiri di malam berikutnya, ia langsung mengenali perputaran visualnya. Pola tumbukan antar simbol, irama runtuhan hadiah, dan transisi efek saat fitur khusus muncul, semuanya terasa seperti ‘pantulan api yang dikontrol’.
Beberapa rekan kerjanya awalnya menganggap cerita itu hanya bualan. Namun setelah beberapa dari mereka mencobanya sendiri, mereka mulai memahami maksudnya. Bukan soal logika ilmiah, tapi tentang persepsi visual dan sensitivitas terhadap ritme yang kadang hanya bisa dirasakan, bukan dijelaskan. Permainan ini, yang sering diabaikan karena tampilannya sederhana, ternyata memiliki kedalaman bagi mereka yang peka terhadap pola. Tukang las itu mengaku bahwa setiap kali ia fokus pada putaran, ia bisa menebak kapan momen terbaik untuk meningkatkan peluang bermain.
Kunci dari semua pengalamannya bukan hanya pengamatan, tapi juga keteraturan. Ia hanya memainkan game itu di malam hari, setelah semua pekerjaan selesai dan lingkungan sudah sunyi. Sekitar pukul 23.00 hingga lewat tengah malam, ia menyempatkan diri untuk duduk santai di teras bengkel. Tidak lebih dari 30 menit, cukup untuk ‘menyatu dengan pola’, katanya. Ia tidak langsung mengincar hadiah, melainkan menyesuaikan dulu dengan tempo permainan. Setelah merasa cocok, barulah ia perlahan menyesuaikan strategi sesuai alur permainan yang terbentuk malam itu.
Ia juga menekankan pentingnya kenyamanan platform tempat bermain. Salah satu yang ia sebut memberi pengalaman mulus adalah Kastatoto. Di sana, permainan berjalan tanpa jeda, tampilan bersih tanpa gangguan iklan, dan yang paling penting: suara latar tidak pecah. Bagi pemain seperti dirinya yang mengandalkan sensitivitas terhadap irama, suara yang halus dan visual yang stabil adalah faktor utama. Ia tidak butuh tampilan mewah, cukup dengan alur yang mengalir dan efek suara yang tidak memotong fokus.
Kisah dari Banyuwangi ini membuktikan bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja—bahkan dari pantulan api dan pekerjaan sehari-hari yang terlihat biasa. Permainan yang awalnya tampak sederhana, justru bisa menjadi ruang eksplorasi bagi mereka yang memahami ritmenya. Bukan soal keberuntungan semata, tapi tentang keterhubungan antara pengalaman hidup dan cara melihat detail kecil. Dan siapa sangka, seorang tukang las kampung bisa menjadi bukti nyata bahwa pemahaman terhadap pola bisa datang dari tempat yang paling tak terduga.